-->

IBX5A740B417051C

Sunday, February 21, 2016

Rio Haryanto - Pembalap Formula 1 Pertama dari Indonesia


Rio Haryanto

Akhirnya berita gembira untuk dunia motorsport Indonesia telah tiba. Indonesia melahirkan pembalap pertamanya di ajang Formula 1 atau yang dilebih dikenal dengan singkatan F1. Pembalap itu adalah Rio Haryanto. Namanya pasti sudah tidak asing untuk para penggemar motorsport.

Ini adalah pembalap kedua yang memang saya harapkan untuk bisa berlaga di F1 setelah pendahulunya, Ananda Mikola gagal untuk memenuhi target tersebut. Jujur saya masih kecewa dengan pupusnya mimpi Ananda Mikola untuk berlaga di F1, karena secara kemampuan dia sangat layak. Bahkan seharusnya bisa menjadi pembalap F1 di usianya yang lebih muda dari Rio kala itu. Sayang sekali masalah uang/sponsor memang menjadi kendala utama untuk memasuki arena F1 dan dia tidak dapat memenuhi itu hingga kini dia harus mengubur mimpinya dalam-dalam. Sebenarnya Zahir Ali juga berpeluang, tetapi entah ke mana kabarnya sekarang. Mungkin peluangnya untuk sekarang sudah hampir tidak ada.

Setelah mengingat tentang kegagalan Ananda Mikola untuk berlaga di F1, Rio Haryanto bisa dikatakan beruntung. Bagaimana tidak, salah satu menteri yang tidak saya sukai, Imam Nahrawi yang dengan semena-mena menghancurkan sepak bola Indonesia, bersedia memberikan jaminan dan mencarikan bantuan sponsor untuk Rio. Entah beliau mencari sensasi atau apa hanya dirinya seorang yang mengetahui. Walaupun harus berterima kasih untuk kasus Rio ini, tetapi saya tetap tidak terlalu respek kepada beliau tentang kejadian sepak bola.

Akhirnya saya sendiri tidak respek kepada sepak bola Indonesia karena hanya bisa menggelar pertandingan-pertandingan yang saya bilang kelas tarkam. Ya sudahlah, mungkin kita harus melupakan sepak bola selama beliau menjabat sebagai menteri.

Kembali ke Rio, saya sendiri sempat khawatir dengan keadaan Rio selama di GP2. Bagaimana tidak, pada 3 musim awalnya di GP2 dia mendapatkan tim yang kurang kompetitif dan hanya dapat bertengger pada posisi belasan untuk klasemen pembalap di tiap akhir musim. Walaupun begitu dia tetap bisa mencatatkan namanya entah itu berupa podium ataupun pole position pada tiap musim. Yah, meskipun hanya 1-2 kali saja per musimnya.

Nah, kesempatan Rio untuk menunjukknya bakatnya tiba di musim GP2nya yang ke-4. Bersama tim barunya, Campos, dia mampu menunjukkan kemampuannya dengan meraih 3 kemenangan dan 5 podium pada GP2 musim 2015. Dia berpeluang untuk mengakhiri klasemen akhir di posisi ke-2, sayang sekali beberapa ketidakberuntungan membuatnya hanya mampu berada di posisi 4 pada klasemen akhir.

Capaian itu kini mengantarkan Rio meraih salah satu kursi pada ajang Formula 1. Memang Manor Racing termasuk dalam kategori tim papan bawah, tetapi tetap saja ada suatu kebanggaan melihat salah satu kompatriot kita berada di ajang sebesar itu. Dan jangan lupa musim ini Manor melakukan beberapa perombakan pada staffnya dan juga menggandeng mesin Mercedes, mesin yang mengantarkan Lewis Hamilton menjadi juara dunia F1 dalam 2 musim terakhir.

Selain faktor staff dan mesin, saya juga berharap ada beberapa lomba yang diselenggarakan dalam kondisi hujan. Hal ini seharusnya dapat menguntungkan Rio karena dia adalah salah seorang rain master, yaitu pembalap yang mempunyai kemampuan pada saat lintasan dalam kondisi basah.

Sayangnya keberhasilan Rio masuk ke F1 disambut dengan sinis oleh beberapa pecinta F1 khususnya yang berasal dari Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Alexander Rossi, pembalap kelahiran Amerika Serikat, kalah bersaing dengan Rio untuk mendapatkan satu tempat tersisa di Manor. Rio pun di-bully di dunia maya. Pay driver (pembalap yang harus membayar untuk mendapatkan tempat), pembalap tidak berprestasi di GP2, dan berbagai macam hal negatif lainnya dilontarkan para haters.

Yang bikin saya salut, selalu ada pihak yang membela Rio. Mereka adalah penggemar motorsport dari berbagai negara, yang memang mengetahui bagaimana sulitnya keadaan Rio di GP2. Begitu juga dengan istilah pay driver, jaman sekarang ini walaupun mereka harus membayar tetapi harus diiringi dengan track records yang bagus. Beberapa juara dunia F1 seperti Niki Lauda, Michael Schumacher, dan Fernando Alonso awalnya juga seorang pay driver. Tetapi seiring dengan prestasi yang mereka perlihatkan, ucapan-ucapan sinis kepada mereka berangsur hilang dengan sendirinya.

Yup, menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Rio di ajang F1. Dia mendapatkan jatah untuk mengetes mobil pada hari Rabu dan Kamis pada uji coba di Barcelona minggu depan. Semoga dengan tampilnya Rio di F1, tayangan F1 juga akan kembali ke layar televisi Indonesia, khususnya untuk televisi nasional, jangan televisi berbayar yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja. Saya sebagai salah seorang penggemar motorsport merindukan F1 walaupun beberapa tahun belakangan didominasi tim-tim tertentu saja.



Sumber Gambar :
https://singindo.files.wordpress.com/2016/02/rio-haryanto2.jpg

Tuesday, February 2, 2016

Blogwalking : Tradisi Positif yang Semakin Langka

Selamat malam sobat pembaca. Ups, belum tentu ya kalian membacanya di malam hari. Yang pasti saya menulis ini pada malam hari ;p

Kali ini saya ingin membahas tentang blogwalking. Apa itu blogwalking? Kalau diartikan secara sederhana sih jalan-jalan ke blog orang lain. Tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi juga sekalian membaca tulisan orang lain dan juga menjalin silaturahmi. Eits, tetapi jangan lupa poin pentingnya. Poin penting dari blogwalking adalah kita meninggalkan jejak sehingga penulis ataupun pembaca lainnya mengetahui bahwa kita telah berkunjung ke blog tersebut.

Nah, di sinilah letak penyebab semakin langkanya tradisi ini. Setidaknya cara untuk meninggalkan jejak ini ada sebelumnya 2 cara, yaitu meninggalkan komen pada chatbox/shoutbox ataupun komen pada postingan tertentu. Nah, di antara kedua cara tersebut yang paling ampuh adalah meninggalkan jejak pada chatbox/shoutbox. Sebentar, chatbox/shoutbox itu apa sih? Haha, untuk blogger yang baru mengarungi dunia perbloggeran mungkin belum tahu atau asing dengan kata chatbox/shoutbox. Ya kalau ingin gambarannya seperti apa sih kira-kira mirip kolom komentar, tetapi bersifat global karena ini termasuk kategori widget. Seperti ini nih penampakannya.

Penampakan Shoutmix
Sumber : http://cdn01.pelfusion.com/wp-content/uploads/2009/06/shoutmix.jpg

Bagaimana? Sudah ada gambaran? Mirip buku tamu lah ya. Kita cukup mengisikan nama, alamat blog/web, dan kemudian komen terserah kita. Cukup menampilkan satu emoticon pun tak mengapa, asalkan jangan sampai spam ya. Pasti akan dihapus oleh pemilik blog kalau dia cukup rajin mengurus blognya.

Terus apa bedanya dengan komentar biasa di sebuah post? Hmm, yang pasti ya, kalau kita hanya sekedar menuliskan blogwalking pada kolom komentar, pastinya itu merupakan sebuah spam. Kalau mengomentari sebuah post itu paling tidak kita harus membahas apa yang ditulis di sana. Selain itu saya rasa kurang etis. Apalagi yang promo website borongan dan promo produk dangan. Hadeeeh!

Kekurangan lainnya adalah hanya dapat dilihat pada post tertentu saja. Tidak akan terlihat secara global oleh pengujung blog tersebut. Ini mengurangi chance kita untuk mendapatkan pengunjung ke blog kita. Bahkan mungkin hampir tidak ada.

Terus apa penyabab semakin langkanya tradisi ini? Menurut saya ada beberapa sebab, antara lain sebagai berikut.

- ShoutMix yang Awalnya Gratis Menjadi Berbayar -
Saya rasa ini alasan utama dari semakin langkanya tradisi ini. Layanan yang sudah ada sejak 2005 ini menjadi widget chatbox/shoutbox yang paling banyak digunakan oleh para blogger. Sayangnya karena pada fitur gratis yang mereka berikan sangat lebih dari cukup, akhirnya tidak ada yang mengupgrade chatbox/shoutbox mereka ke versi pro atau berbayar. Dan menurut sebuah sumber, yang tidak mengupgrade chatbox/shoutbox angkanya lebih dari 99%. Mau tidak mau ini cukup meresahkan pihak ShoutMix sendiri.

Puncaknya, pada tahun 2011/2012 mereka menghapus versi gratis dan mengharuskan blogger untuk membayar jika ingin tetap menggunakan jasa mereka. Sayangnya, entah karena mereka mau balas dendam atau apa, harganya terlampau mahal untuk orang-orang dari negeri ketiga seperti Indonesia. Paket termurah yang mereka tawarkan adalah 5$ per bulan. Wuih, kalau durasinya lifetime sih ok-ok saja harga segitu. Tetapi kalau per bulan? Pikir-pikir dulu. Mungkin jika tarifnya 1$ per bulan masih cukup terjangkau.

Masih ada alternatif sebenarnya, yaitu Cbox. Hanya saja fiturnya sangat jauh jika dibandingkan dengan ShoutMix. Karena itu sebagian besar malah memilih untuk meninggalkan chatbox/shoutbox, termasuk saya. Saya sudah mencoba menggantinya dengan Cbox tetapi responnya sangat sepi sekali, jadi lebih baik dihilangkan daripada menguras kuota pembaca.

- Menjamurnya Sosial Media Sehingga Jumlah Blogger Berkurang -
Yup yup, ini juga menjadi salah satu faktor utama. Pada tahun 2005-2008 sosial media yang paling terkenal adalah Friendster dimana kita tahu fiturnya masih kurang untuk berinteraksi. Satu hal yang positif dari Friendster adalah web designer bisa unjuk gigi di sini. Haha, nostalgia :D

Nah, mulai 2008 ke atas, Facebook dan kawan-kawan mulai bertebaran dan menggerus popularitas Friendster. Walaupun sebenarnya Facebook sudah mulai bisa diakses publik sejak 2006, tetapi baru pada kisaran 2008 mulai terkenal di Indonesia. Friendster pun akhirnya berubah menjadi situs sosial gaming pada 2011, bukan lain menjadi sosial media. Beberapa hak paten mereka juga dibeli oleh Facebook.

Hubungannya terus apaan bro dengan blogwalking? Ups, sampai kelupaan. Hubungannya adalah orang jadi lebih suka menulis pada sosial media mereka, bukan pada blog. Alhasil, jumlah blogger-blogger kreatif dan rajin posting pun berkurang.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setidaknya itu dua alasan utama mengapa blogwalking menjadi semakin langka. Alasan lainnya mirip-mirip sih, jadi 2 alasan di atas paling tidak sudah mewakilkan itu semua.

Huhu, sayang sekali sebenarnya. Padahal dengan blogwalking kita bisa menambah jumlah pengunjung blog kita dengan cepat dan cukup drastis juga. Sebagai gambaran dulu saya hanya cukup blogwalking ke 10 blog saja, karena saya tipe orang yang suka membaca-baca juga, bukan hanya mengunjungi sebuah blog -> isi chatbox/shoutbox -> out ke blog lain. No no no. Nah dari 10 blogwalking tersebut saja, setidaknya saya bisa mendapatkan sampai dengan 50 kunjungan dari blogger lain. Mantap bukan, apalagi untuk blogger pemula yang ingin blognya segera mendapatkan pengunjung.

Bandingkan dengan mendapatkan pengunjung dari mengandalkan search engine. Untuk mencapai angka 50 pengunjung per hari saja mungkin banyak yang belum bisa melakukannya. Karena itu tidak heran mereka akhirnya menyerah menjadi seorang blogger karena tidak ada yang membaca blog mereka.

Sayangnya (lagi lagi sayang) tradisi blogwaking ini bisa dikatakan akan segera punah. Kolom komentar dalam sebuah post tidak akan bisa menggantikan efektivitas dari chatbox/shoutbox. Akankah ada sebuah inovasi baru yang bisa menggantikan blogwalking? Menarik untuk ditunggu :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More