Akhirnya berita gembira untuk dunia motorsport Indonesia telah tiba. Indonesia melahirkan pembalap pertamanya di ajang Formula 1 atau yang dilebih dikenal dengan singkatan F1. Pembalap itu adalah Rio Haryanto. Namanya pasti sudah tidak asing untuk para penggemar motorsport.
Ini adalah pembalap kedua yang memang saya harapkan untuk bisa berlaga di F1 setelah pendahulunya, Ananda Mikola gagal untuk memenuhi target tersebut. Jujur saya masih kecewa dengan pupusnya mimpi Ananda Mikola untuk berlaga di F1, karena secara kemampuan dia sangat layak. Bahkan seharusnya bisa menjadi pembalap F1 di usianya yang lebih muda dari Rio kala itu. Sayang sekali masalah uang/sponsor memang menjadi kendala utama untuk memasuki arena F1 dan dia tidak dapat memenuhi itu hingga kini dia harus mengubur mimpinya dalam-dalam. Sebenarnya Zahir Ali juga berpeluang, tetapi entah ke mana kabarnya sekarang. Mungkin peluangnya untuk sekarang sudah hampir tidak ada.
Setelah mengingat tentang kegagalan Ananda Mikola untuk berlaga di F1, Rio Haryanto bisa dikatakan beruntung. Bagaimana tidak, salah satu menteri yang tidak saya sukai, Imam Nahrawi yang dengan semena-mena menghancurkan sepak bola Indonesia, bersedia memberikan jaminan dan mencarikan bantuan sponsor untuk Rio. Entah beliau mencari sensasi atau apa hanya dirinya seorang yang mengetahui. Walaupun harus berterima kasih untuk kasus Rio ini, tetapi saya tetap tidak terlalu respek kepada beliau tentang kejadian sepak bola.
Akhirnya saya sendiri tidak respek kepada sepak bola Indonesia karena hanya bisa menggelar pertandingan-pertandingan yang saya bilang kelas tarkam. Ya sudahlah, mungkin kita harus melupakan sepak bola selama beliau menjabat sebagai menteri.
Kembali ke Rio, saya sendiri sempat khawatir dengan keadaan Rio selama di GP2. Bagaimana tidak, pada 3 musim awalnya di GP2 dia mendapatkan tim yang kurang kompetitif dan hanya dapat bertengger pada posisi belasan untuk klasemen pembalap di tiap akhir musim. Walaupun begitu dia tetap bisa mencatatkan namanya entah itu berupa podium ataupun pole position pada tiap musim. Yah, meskipun hanya 1-2 kali saja per musimnya.
Nah, kesempatan Rio untuk menunjukknya bakatnya tiba di musim GP2nya yang ke-4. Bersama tim barunya, Campos, dia mampu menunjukkan kemampuannya dengan meraih 3 kemenangan dan 5 podium pada GP2 musim 2015. Dia berpeluang untuk mengakhiri klasemen akhir di posisi ke-2, sayang sekali beberapa ketidakberuntungan membuatnya hanya mampu berada di posisi 4 pada klasemen akhir.
Capaian itu kini mengantarkan Rio meraih salah satu kursi pada ajang Formula 1. Memang Manor Racing termasuk dalam kategori tim papan bawah, tetapi tetap saja ada suatu kebanggaan melihat salah satu kompatriot kita berada di ajang sebesar itu. Dan jangan lupa musim ini Manor melakukan beberapa perombakan pada staffnya dan juga menggandeng mesin Mercedes, mesin yang mengantarkan Lewis Hamilton menjadi juara dunia F1 dalam 2 musim terakhir.
Selain faktor staff dan mesin, saya juga berharap ada beberapa lomba yang diselenggarakan dalam kondisi hujan. Hal ini seharusnya dapat menguntungkan Rio karena dia adalah salah seorang rain master, yaitu pembalap yang mempunyai kemampuan pada saat lintasan dalam kondisi basah.
Sayangnya keberhasilan Rio masuk ke F1 disambut dengan sinis oleh beberapa pecinta F1 khususnya yang berasal dari Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Alexander Rossi, pembalap kelahiran Amerika Serikat, kalah bersaing dengan Rio untuk mendapatkan satu tempat tersisa di Manor. Rio pun di-bully di dunia maya. Pay driver (pembalap yang harus membayar untuk mendapatkan tempat), pembalap tidak berprestasi di GP2, dan berbagai macam hal negatif lainnya dilontarkan para haters.
Yang bikin saya salut, selalu ada pihak yang membela Rio. Mereka adalah penggemar motorsport dari berbagai negara, yang memang mengetahui bagaimana sulitnya keadaan Rio di GP2. Begitu juga dengan istilah pay driver, jaman sekarang ini walaupun mereka harus membayar tetapi harus diiringi dengan track records yang bagus. Beberapa juara dunia F1 seperti Niki Lauda, Michael Schumacher, dan Fernando Alonso awalnya juga seorang pay driver. Tetapi seiring dengan prestasi yang mereka perlihatkan, ucapan-ucapan sinis kepada mereka berangsur hilang dengan sendirinya.
Yup, menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Rio di ajang F1. Dia mendapatkan jatah untuk mengetes mobil pada hari Rabu dan Kamis pada uji coba di Barcelona minggu depan. Semoga dengan tampilnya Rio di F1, tayangan F1 juga akan kembali ke layar televisi Indonesia, khususnya untuk televisi nasional, jangan televisi berbayar yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja. Saya sebagai salah seorang penggemar motorsport merindukan F1 walaupun beberapa tahun belakangan didominasi tim-tim tertentu saja.
Sumber Gambar :
https://singindo.files.wordpress.com/2016/02/rio-haryanto2.jpg
0 comments:
Post a Comment
Feel free to ask if you have any questions..
Don't forget to thick "Notify me" so you can know when I'm answer your question later..
Or you also can bookmarking this post..
Thank you :)